Entri Populer

Kamis, 10 Februari 2011

KADO ISTIMEWA UNTUK ICHA
Gadis manis periang itu Icha. Seorang yang benar-benar aku kagumi. Sifatnya yang ramah, senyumnya yang indah. Aku senang dapat mengenal gadis seperti Icha sebagai sahabatku. Aku bersahabat dengan Icha sudah sejak kecil bahkan aku menganggap Icha sebagai kakakku. Meski terkadang Icha selalu merasa sendiri. Dia sangat menginginkan seoarang saudara. Yagh.. dia anak tunggal dari keluarga kaya raya. Papa mamanya tak pernah ada dirumah. Meskipun terkadang melayang dalam benakku rasa ketidak pantasan untuk bergaul dengannya namun, Icha mampu menghilangkan bata-batas tersebut dengan keadaan ekonomi yang lebih dia tak pernah sombong dan tidak pernah membeda-bedakan orang yang mau berteman dengan Icha. Bagi Icha semua orang itu sama derajad,dan status sosial tidak pernah menghalangi Icha untuk bergaul.
“Ndis, hari ini pulang sekolah kamu nemeni aku dirumah ya? Aku bĂȘte dirumah sendiri nie” rengek Icha manja pada Gendis sahabatnya. Icha memang gadis manja tetapi dia berbeda dengan semua gadis pada umumnya entah apa yang menyebabkan adanya perbedaan itu.
“ya Icha cayankk.aku kan udah pernah bilang kalo setiap hari Sabtu pulang sekolah aku mau belajar sama anak-anak jalanan, lain kali ya Cha”Gebdis menolak halus. Gendis memang mempunyai sifat mulia, meskipun sejujurnya kehidupan keluarganya perekonomiaannya pas-pas tapi ia tetap membantu anak-anak yang kurang beruntung seperti dirinya.
“ya udah kalo gitu gimana kalo aku ikut kamu aja, itu pun kalo kamu mau dan kamu ngizinin?”mohon Icha melas. Seketika Gendis kaget mendengar ucapan sahabatnya itu “apa Cha? Kamu mau ikut ya bolehlah aku malah seneng ada yang nemeni,tapi resiko ditanggung sendiri jangan marah kalo tempatnya gak sesuai yang kamu harapin” satu sifat Icha yang gak pernah mandang rendah orang lain meski dirinya lebih dari yang lain
“ya ampun Ndis, apa kamu pikir aku orang pemarah,aku tau Ndis tenang aja, aku siap bantuin kamu kapan pun kamu mau?”kata Icha sok pahlawan
“tobat…tobat…soto babat mang rasanya lezatt”canda Gendis, Gendis memang pintar melanturkan kata-kata aneh plus gokill.
“kenapa Ndis?”tanya Icha bingung.
“gak apa-apa lucu aja seorang Icha yang aku kenal bisa ngomong kayak gitu,persahabatan mang aneh Cha, seharusnya aku gak……..”
“uda masuk Ndis ayok kita kekelas” Icha sengaja memotong pembicaraan Gendis karena Icha sudah mengetahui arah pembicaraan Gendis yang merasa ia tak pantas bersahabat dengan dirinya.
Pulang sekolah mereka langsung menuju menghampiri sebuah mobil BMW warna biru milik Icha. “ech Cha, kita mampir ke warung itu bentar ya?” ajak Gendis pada Icha. “ mau ngapain ditempat kayak gitu Ndis,(melihat sebuah warteg).” “aku mau membeliin anak-anak makanan.”jawab Gendis ramah. Mobil Icha pun berhenti tepat di warteg tersebut. “aku nunggu disini aja ya?” kata Icha sebelum Gendis keluar. Gendis keluar dan tak lama kemudian Gendis kembali dengan beberapa bungkusan nasi.
Tiba ditempat dimana sebuah bangunan gedung tua yang tak layak pakai. Terlihat sudah tampak beberapa anak menunggu Gendis.”kak Sam kak Gendis datang.” Seru seorang anak yang bernama Ikal. “hello semua, kakak hari ini bawa teman namanya kak Icha.” “kak Icha cantik sekali…”seru Ikal dan kawan-kawan.”sudah-sudah sekarang beri salam pada kak Icha, dan berdoa untuk makan”ajak Gendis. “horreeee kita makan” kata beberapa anak secara bersama. Kemudian satu persatu dari mereka memberi salam pada Icha. Kemudian Icha melihat seorang yang menurutnya asing.
“Ndis,,itu siapa(memandang arah Sam)”bisik Icha pada Gendis
“Oh..iya ini Sam anak kelas 11IPA4 disekolah kita,pasti kamu gak tau kan? Dia mang anaknya tertutup tapi sebenernya baik, dia juga gak popular disekolah” Gendis mengenalkan Icha pada Sam.
Icha gak pernah teu kalo selama ini Sam juga ikut membantu Gendis. Sam awalnya tidak menyukai kehadiran Icha karena biasanya orang seperti Icha selalu memandang rendah orang-orang sepertinya, namun setelah mendengar penjelasan Gendis dan melihat sikap Icha pada anak-anak akhirnaya Sam mau menerima Icha.
Gak kerasa waktu sudah menunjukkan pukul lima lebih. Sam pamit pulang karena dia harus nganterin adiknya les. Perjalanan pulang, tapi sebelumnya Icha nganterin Gendis pulang.
“Ndis, napa kamu gak pernah bilang kalo ada Sam disana”tanya Icha pada Gendis.
“ ya napa aku harus bilang kamu juga gak mungkin suka sama dia kan?lagian uda kenal disekolah kan?” tanya Gendis. Icha hanya tersenyum dan diam mendengar ucapan Gendis.
“tapi sayang Ndis masak cowok secakep plus sekeren dia gak terkenal” ucapa Icha
“cha, jangan-jangan kamu suka ya sama Sam?” goda Gendis
“apa sich??udah sampai turun kamu” Icha menyembunyikan perasaan kagum terhadap Sam pada Gendis.
Semenjak kejadian itu mereka bertiga menjadi akrab. Kini diantara Icha dan Gendis ada Sam. Hari-hari mereka lalui bersama entah itu saat lagi jalan maupun di disekolah. Kini perasaan kagum Icha pada Sam berubah menjadi rasa cinta kepada Sam. Suatu ketika tali persahabatan Sam, berubah menjadi cinta pada Gendis, sejujurnya Gendis juga mencintai Sam, tapi karena dia tau betul perasaan sahabatnya Icha. Dia pun mengalah untuk Icha. Gendis dan Sam selalu berusaha menutupi perasaan mereka dihadapan Icha. Tapi perasaan seorang sahabat sejati tak pernah salah. Secara diam-diam Icha mengetahui semua. Dan akhirnya Icha pergi ke Thailand tanpa memberi alasan pada Gendis maupun Sam.
Kepergian Icha secara tiba-tiba ini membuat penyesalan pada Gendis. “Sam, semua ini salah kita hingga akhirnya Icha pergi, kenapa ini harus ada antara aku dan kamu, kenapa gak kamu dan Icha pasti takkan berakhir seperti ini,” kata Gendis pada Sam.
Kepedihan Gendis makin bertambah ketika Sam makin menyayanginya meskipun Gendis selalu meminta Sam untuk menanti Icha dan mencintai Icha.
“Ndis Icha uda pergi gak ada gunanya kayak gini. Udah kamu juga berhak bahagia jangan bohongi perasaanmu” kata Sam pada Gendis berusaha mengubah keputusan Gendis.
Tapi semua usaha Sam sia-sia persahabatan Gendis dengan Icha amatlah kuat hingga Gendis rela mengorbankan semua untuk Icha.
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan……
Hingga setahun tak pernah ada kabar dari Icha, kenangan masa-masa dengan Icha selalu ada di hati Gendis. tepat bulan Juli dua minggu sebelum Icha berulang tahun Icha kembali ke Indonesia untuk menemumi kedua sahabatnya. Kehadiran Icha disambut gembira oleh Gendis dan Sam. Meskipun menyakitkan untuk Sam karena ia sudah bejanji untuk mencintai Icha dan membahagiakan Icha untuk Gendis. Bagi Gendis Icha adalahh segalanya, bahkan ia rela mengorbankan perasaannya untuk Icha.senyum Icha lah yang paling penting untuj Gendis.
Namun,keadaan Icha berbeda dengan sedia kala tubuhnya yang kurus, dan mukanya pucat pasi. Dan Icha menceritakan kesalahannya meninggalkan Gendis bukan karena Sam tapi untuk mencari pendonor hati untuk dirinya,karena tanpa sepengetahuan Gendis Icha mempunyai penyakit hati dan itu merupakan bawaan sejak ia di lahirkan. Setelah mengetahui semua Gendis semakin merasa bersalah.
Dua hari sebelum hari ulang tahun Icha, Icha di rawat dirumah sakit dengan keadaan koma karena penyakitnya. Didatangi ruang dokter oleh Gendis dan Gendis meminta agar dokter mau memindah hati Gendis untuk Icha.Gendis akan menjalani pemeriksaan hati untuk didonorkan pada Icha. Hasilnya pun sama dengan hati milik Icha. Orangtua Icha mengetahui niat baik Gendis. awalnya orangtua Icha tidak setuju tapi semua sia-sia kekuatan cinta persahabatan Gendis kepada Icha yang membuat Gendis rela melakukan semua. Bahkan Sam orang yang dikasihinya pun tidak tau kalo Gendis melakukan semua ini, yang ia tau Gendis sedang pergi ke luar karena neneknya sakit.
Kini Gendis telah tiada, dan kini dalam diri Icha ada hati Gendis. ketika Icha sadar dikelilingi orang-orang yang ia sayang. Tapi ia merasa keganjilan karena tiada kehadiran Gendis sahabatnya.
“ma..Gendis mana?” tanya Icha pada sang mama. Tapi mama hanya membalas dengan sebuah senyum kesedihan. Jawaban mama membuat Icha penasaran “apa yang terjadi pada diri sahabatnya?” batinya.
Tepat hari Ulang tahun Icha. Icha harus menerima kenyataan pahit. Orang tuanya menceritakan semua tentang Gendis pada Icha dan Sam. Dan Icha merasa sangat bersalah pada Gendis, dan Sam kecewa pada dirinya karena untuk terakhir kalinya melihat Gendis pun tak bisa.
Pukul 15.00 tepat Gendis dimakamkan. Beiring doa dari sahabatnya. Meski Gendis udah gak ada tetapi semangat dan senyum Gendis selalu ada dalam hati kita.
“Cha ini ada surat dari Gendis untuk kamu dan Sam.” Kata mama pada Icha
To : Icha
Icha happy birthday eah.. panjang umur, tambah cantik, tambah semuanya dech….cha saat kau baca surat ini aku sudah tenang dirumah Bapa. Jangan sedih ya?aku gak ingin kepergianku membuat semua sedih. Aku ingin melihat Icha tersenyum lagi. Lanjuti cita-cita kita. Perjuangin nasib anak-anak ya bersama Sam? Jangan pernah benci orangtua yang menyayangi kita. Aku mungkin adik yang tidak berbakti pada kakak. Tapi aku mengetahaui semua ini ketika waktuku udah tiba. Kita terlahir dalam rahim yang sama ibumu adalah ibuku juga. Kita tepisah karena kesalah masalalu orang tua kita.Aku gak akan marah sama papa dan mama kaerna aku gak pernah dapatkan semua sepertimu bahkan kasih sayang dari mereka pun tak aku dapatkan. Tapi aku bahagia dengan semua ini. Aku akan selalu bawa kenangan kita selamanya.
Jaga Sam ya aku percaya padamu kamu akan mencintai Sam sepenuhnya. Begitu juga dengan Sam akan mencintaimu.
Oh…ya ini ada kado dariku mungkin ini yang terakhir. Sekali lagi Happy Bithday cha..Wish u all the best..aku akan selalu dihatimu selalu dihati kamu. Karena persahabatan kita selamanya. Makasih kamu udah buat hidupku indah..luph u…
To : Sam
Sebelumnya ku minta maaf aku gak pernah cerita semua ini. Jangan sedih Sam, terus semangat ya..ech yagh tepatin janji kamu ke Icha yagh…
Aku bahagia disana melihat kalian bersama. Aku yakin kamu bisa mecintai Icha seperti cintamu padaku.
Bahagiain Icha ya,jangan pernah sakiti dia..
Aku sayang kalian..aku ada dalam hati kalian…

Gendis
Icha menangis menyesali semua yang telah terjadi. Tapi apalah daya semua telah terlambat. Keseduihan Icha tak membuat Gendis kembali. Hari-hari terasa berat tanpa hadirnya Gendis.
“cha, papa dan mama telah sepakat kalo anak-anak jalanan kita masuki panti asuhan dan papa yang akan membiayai semua keperluan mereka”kata papa pada Icha. Icha senang mendengar kabar tersebut. “pasti Gendis disana bahagia mendengar kabar tersebut.” Sekilas Icha melihat Gendis seperti malaekat naik keatas melambaikan tangan dengan senyum bahagia. “doa kakak selalu menyertai adik, adik semoga kau tenang di samping Bapa” ucap Icha pada Gendis untuk yang terakhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar